PNJ Optimalkan Lulusan Dapat Bekerja, Berwirausaha, dan Lanjut Studi

Oleh

 Lingga Hasna Salsabila


Terdapat kekhawatiran bagi lulusan vokasi dalam memasuki dunia pekerjaan. Vokasi yang dinilai sebagai pendidikan yang lulusannya bisa langsung bekerja, tetapi masih belum sesuai dengan harapan dan lulusan mahasiswanya.

Fenomena pengangguran merupakan masalah yang selalu lekat diperbincangkan dalam dunia ekonomi, politik, maupun pendidikan. Pengangguran bisa berasal dari beragam sumber, salah satunya berasal dari golongan terpelajar dari SMA, SMK, Sarjana, maupun Diploma. Pengangguran disebabkan dari berbagai aspek, bisa dari aspek eksternal seperti sarana pendidikan yang tidak memadai dan menghambat perkembangan angkatan kerja, maupun dari aspek internal kualitas sumber daya angkatan kerja yang memang belum siap turun ke dunia industri.

Dilansir dari Kompas, pada beberapa artikelnya membahasa mengenai lulusan vokasi masih menjadi penyumbang pengangguran yang konsisten setiap tahunnya, berdasarkan olahan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2022, jumlah penganggur terbuka lulusan vokasi tahun 2022 sebesar 1,8 juta orang atau 22 persen dari total penganggur, padahal pendidikan vokasi dinilai atau dijanjikan dapat menjadi tumpuan untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dalam dunia industri, namun, pendidikan vokasi malah sumbang presentase angka pengangguran di Indonesia.

Dampak dari tingginya angka pengangguran di sebuah negara dapat berakibat buruk bagi kesenjangan ekonomi. Salah satunya dari pendidikan vokasi, yang mana pemerintah sudah sedemikian rupa mendesain program pendidikan vokasi agar lulusannya mampu dan matang untuk masuk ke dunia industri. Namun, mengapa malah sebaliknya? Berdasarkan yang telah diketahui dan dirasakan tentu pasti ada yang salah dengan pendidikan dan ketenagakerjaan di Indonesia.

 

Apakah fenomena ini terjadi di seluruh perguruan tinggi?

 

Tidak semua perguruan tinggi mengalami fenomena yang mahasiswa atau alumninya berkeluh dengan persaingan di dunia industri yang ketat, salah satunya, yakni Politeknik Negeri Jakarta. Berdasarkan wawancara kepada dosen Program Studi Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional (spesialisasi penerjemahan) dan dosen Program Studi Penerbitan dan Jurnalistik memberi keterangan bahwa rata-rata lulusannya sudah bekerja dan mahasiswanya juga sudah banyak melakukan magang di dunia industri yang sesuai dengan keahliannya.

Fenomena pendidikan vokasi sumbang angka pengangguran tidak sepenuhnya dialami oleh Politeknik Negeri Jakarta karena kampus selain memberikan pelajaran mengenai pekerjaan yang turun langsung di lapangan, “Kita juga didukung kurikulum merdeka, tetapu sebelum kurikulum merdeka pun kita sudah mengadaptasikan bahwa sebelum berkerja di semster akhir mahasiswa itu wajib melakukan praktek industri," pada wawancara dengan pak Wahyu (dosen Program Studi Penerbitan dan Jurnalistik).

Relasi merupakan aspek yang penting, terdapat istilah your net worth is your network yang mana relasi dapat membantu kita dalam rangka mencari pekerjaan dan keuntungan. Politeknik Negeri Jakarta memiliki banyak koneksi dan kerjasama dengan pihak-pihak luar yang mana membantu para mahasiswa maupun alumninya untuk ditempatkan di industri. “Jadi sejauh ini, semua mahasiswa mendapat tempat magang, contohnya di lembaga pemerintahan, di pusat bahasa, kemudian di lembaga swasta” pada wawancara dengan ibu Ina (dosen penerjemahan)

Apabila kita ingin mendaftarkan diri di perusahaan, latar belakang kampus dan nilai yang kita dapat di kelas tidak cukup untuk bersaing di ketatnya dunia kerja masa kini. Kita harus menambah berbagai sertifikat soft skills sebagai contoh, sertifikat TOEFL, atau sertifikasi penerjemah (bagi mahasiswa penerjemah), “Uji kompetensi menerjemahkan untuk mahasiswa, nah itu salah satu bekal untuk lulusan dalam mencari kerja khususnya untuk (mahasiswa yang ingin) menjadi penerjemah. Sertifikat itu nanti si market atau si employer itu akan tahu sejauh mana kompetensi lulusan kita” tutur Ibu Ina.

Selain itu, Politeknik Negeri Jakarta bukan hanya mengandalkan kemampuan mengenai suatu bidang yang ditekuni agar masuk ke dunia industri namun juga skill wirausaha, “Jadi vokasi ini bukan hanya untuk menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang kerja di industri, tapi juga menghasilkan sebagai pengusaha-pengusaha baru, mempekerjakan atau membuat lapangan usaha baru,” lanjut Pak Wahyu.

Sifat dan keinginan berwirausaha bagi mahasiswa cukup tinggi. Pada dasarnya, apa yang diterapkan dan diajarkan dari kampus PNJ merupakan suatu bidang ilmu dan juga skill. Dengan itu, kita bisa membuka usaha kecil-kecilan dari apa yang telah kita pelajari di kelas, “Bahkan sebelumnya beberapa mahasiswa mencoba mempraktikan keilmuannya dengan modal individual (usaha kecil-kecilan) kemudian difokuskan pada saat lulus hinga menjadi usaha mandiri," menurut Pak Wahyu.

“Tapi, kalau (jurusan) penerbitan itu mereka harus berwiraswasta, mereka kan dikasih ilmu untuk fotografi contohnya, kan bisa tuh untuk menjadi fotografer yang profesional, jadi kan mereka cari dan buka market sendiri,” lanjut Ibu Ina.

Kemudian bagaimana dengan kampus yang kurang membekali dan memfasilitasi mahasiswanya?

 

Apabila kampus tidak mendukung program kampus mereka, tidak menyediakan sertifikasi skill, tidak memiliki kemitraan, dan tidak memberi pembekalan wirausaha, kita sendiri yang harus berusaha. Kita dapat memperluas relasi dengan kampus lain, mengikuti magang eksternal, maupun ikut lokakarya yang mengajarkan berwirausaha.

Masih ada harapan bagi kita dalam mengurangi angka pengangguran bagi golongan terpelajar. Hal tersebut dapat diimplementasikan dari apa yang telah diupayakan oleh Politeknik Negeri Jakarta. Pada intinya kita harus memantapkan mahasiswa dan lulusan dalam bersaing di dunia industri, bukan hanya bermodalkan dengan pelajaran yang hanya diajarkan di kelas, namun juga aspek-aspek pendukung lainnya seperti kemitraan antara kampus dengan dunia industri, kampus menyediakan mahasiswanya menambah sertifikasi skill, dan pembekalan ilmu wirausaha.

PNJ juga mengoptimalkan pemberian informasi lanjut studi yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin lanjut studi. Mengantarkan lulusan dapat berkerja, berwirausaha, dan lanjut studi adalah cita-cita PNJ, juga dalam rangka mendukung indicator kinerja utama kesatu (IKU 1), perguruan tinggi yang dahulu bernama Politeknik Universitas Indonesia itu.

 


Share :


File Nama File Format Type